Andabisa memilih untuk mengaktifkan fitur image stabilization pada lensaanda dengan menggeser tuas yang ada di lensa, biasanya bertulis on atau off dengan keterangan singkatan fitur ini, singkatannya sesuai dengan produsen kamera
Jakarta - Lebih baik mana, beli kamera yang ada stabilization atau lensa yang ada stabilization? Mohon berikan alasannya. karena saya berencana beli kamera mirroless, terimakasih sebelumnya. YoanesJawabanMasing-masing ada kelebihan kekurangannya. Jika lensa telefoto panjang/zoom jauh sekitar 50-200mm yang dipasangkan dan subjeknya jauh, lebih menguntungkan jika ada stabilizer di lensa, karena stabilizer di body tidak begitu berpengaruh saat subjek fotonya jauh sekali. Sedangkan jika subjek yang difoto dekat, seperti untuk makro/close-up, lebih bagus image stabilization di body, karena gerakan kamera baik atas bawah maupun berputar roll akan berpengaruh ke hasil foto. Jika banyak lensa fix yang dipasang, lebih baik body yang punya stabilization juga, karena lensa-lensa fix biasanya jarang yang memiliki stabilizer. Bagi yang sering merekam video, jika sering merekam video semacam vlog, yang mana kita memegang kamera tanpa gimbal/tripod, maka idealnya di kameranya jg sudah punya stabilizer. Tapi jika merekam video dengan mengunakan gimbal, atau stabilizer external lain seperti monopod, sebaiknya memilih kamera yang tidak memiliki pada umumnya lebih menguntungkan jika membeli kamera yang ada stabilizer di body-nya karena lebih banyak kelebihannya, apalagi jika lensanya juga punya stabilizer sehingga bisa bekerjasama dengan kameranya dengan Enche TjinFoto Enche Tjin jsn/rou
Semuapenting termasuk stabilizer yang biasanya memiliki nama berbeda tergantung merek lensa. Berbicara tentang lensa kamera DSLR, ada beberapa poin yang harus Anda ketahui, di antaranya adalah kualitas optik, diafragma, AutoFocus, mount, dan stabilizer. Namun perlu diketahui juga bahwa ada dua versi kompensasi mekanik diantaranya adalah
Berikut ini saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang fungsi tombol yang ada pada kamera DSLR Canon terutama pada bagian depan. Ini merupakan pegangan kamera yang menonjol pada bagia kanan body Kamera DSLR Lihat Gambar Lensa Tombol ini mempunyai fungsi sebagai pengunci lensa dengan bodi Kamera DSLR. Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya. 5. Shutter Tombol ini mempunyai fungsi untuk mengambil sebuah gambar. 6. Tombol Flash. Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera Digital SLR. 7. Dial Tombol ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan rana shutter speed 8. Tombol display Mempunyai fungsi untuk menampilkan gambar yang kita jepret. 9. Thumb-wheel Tombol ini merupakan tombol modus pemotretan in Flash llight Fungsi dari Lampu Flash internal ini hanya untuk memberikan penerangan 1 arah. 11. Anti red Eye Fungsi tombol tersebut sebagai penangkal untuk menghindari mata kelihatan merah pada saat menggunakan Flash llight Lampu Flash Kalau di atas menjelaskan fungsi tombol bagian depan Kamera DSLR, kali ini menuju pada bagian belakang tubuh Kamera DSLR Canon. Finder merupakan jendela bidik. LCD Monitor LCD ini mempunyai fungsi untuk melihat gambar, melihat settingan pada kamera, dan melihat fitur-fitur pada kamera DSLR. navigasi Tombol ini memiliki untuk membantu dan mengendalikan kamera serta melihat hasil gambar yang sudah di jepret. Tombol navigasi ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda, scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. AV Tombol ini mempunyai fungsi dalam mengatur bukaan diafragma atau aperture. 16. Tombol Fn/Q Tombol ini merupakan pengaturan menu yang berfungsi untuk pengaturan white balance dan metering. Zoom in zoom out Jangan salah menafsirkan Tombol Zoom in zoom out ini. Tombol ini bukan untuk memperbesar Objek pada saat membidik Subjek Gambar,akan tetapi fungsi tombol ini untuk melihat foto hasil dari bidikan kita yang muncul di LCD. life view Tombol ini berfungsi untuk membidik objek lewat alternative jika anda tidak ingin membidik gambar dengan menggunakan Finder. Menu dan info Menu sebagai pengaturan , Tombol InFo untuk mengetahui Info Gambar yang telah kita ambil. Preview Tombol ini berfungsi untuk melihat jepretan yang muncul pada LCD. Hapus Berfungsi untuk mendelete gambar/ isi memori.
Putar laras fokus sampai angka 22 yang terletak di sebelah kiri yang sejajar dengan tanda tak terhingga • Bacalah angka sebelah kanan yang sejajar dengan angka 22 Dalam kasus lensa Nikkor AF 50mm f/1.8D ini, saya men-dapatkan jarak kurang lebih 2 meter. Artinya, objek yang ter-letak 2 meter sampai tak ter-hingga akan fokus (tajam). Di
Image Stabilizer, fitur penting pada kamera digitalSalah satu fitur penting yang berpengaruh pada kualitas hasil foto adalah image stabilizer atau penstabil fitur ini adalah untuk meredam getaran tangan hand shake saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi blur. Sering tanpa disadari, tangan kita sebenarnya tidak bisa benar-benar kokoh dalam menggenggam kamera. Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Para produsen kamera menganut dua versi kompensasi mekanik yang berbeda, yaitu dengan prinsip lens-shift menambahkan elemen stabilizer pada lensa dan sensor-shift stabilizer dipadukan pada sensor. Keduanya meski berbeda secara teknis namun pada prinsipnya sama stabilizer yang paling umum dijumpai adalah stabilizer dengan prinsip lens-shift yang tertanam pada lensa. Sebagian besar kamera digital bahkan lensa kamera DSLR pun memakai stabilizer berjenis ini. Prinsipnya, getaran tangan yang dideteksi oleh sensor akan diproses secara digital lalu elemen stabilizer pada lensa akan digerakkan secara berlawanan arah terhadap arah getaran seperti prinsip lens-shift, pada kamera dengan prinsip sensor-shift sistem stabilizer dipadukan dengan sensor kamera itu sendiri. Jadi sensor pada kamera yang menganut prinsip sensor-shift bisa bergerak untuk mengimbangi getaran tangan yang terdeteksi. Sebagian besar kamera DSLR seperti Pentax, Sony dan Olympus menerapkan sistem ini sehingga fitur stabilizer bisa digunakan dengan apapun lensa yang fitur image stabilizer ini bisa berbeda-beda untuk tiap merk kamera, meski secara prinsip sama saja Canon Image Stabilizer IS, termasuk pada lensa DSLRnya Nikon Vibration Reduction VR, termasuk pada lensa DSLRnya Panasonic Optical Image Stabilizer OIS Pentax Anti Shake AS Sony Super Steady Shot SSS Merk lain memakai nama generik yaitu Image Stabilizer ISSedangkan produsen lensa third party juga mulai menyediakan fitur stabilizer pada sebagian lensa mereka seperti Tamron Vibration Correction VC Sigma Optical Stabilizer OSPada kondisi seperti apakah fitur stabilizer ini terasa manfaatnya? Paling tidak ada dua kondisi yang membutuhkan adanya fitur stabilizer, yaitu saat memotret memakai kecepatan rendah dan saat memakai lensa dengan fokal panjang tele. Memang getaran tangan saat memotret tidak selalu berakibat pada hasil foto menjadi blur. Apaalaagi pada saat memakai kecepatan shutter yang tinggi, getaran yang dialami oleh kamera tidak berdampak apa-apa karena waktu antara tombol rana ditekan hingga foto diambil hanya dalam kisaran mili detik. Namun saat memakai kecepatan rendah, misalnya 1/20 detik atau lebih lambat, getaran tangan akan mulai berpotensi mengganggu. Bahkan saat memakai kecepatan sangat rendah seperti 1 detik, penggunaan fitur stabilizer sudah tidak efektif lagi dan untuk itu perlu memakai satu pedoman klasik dalam fotografi dimana untuk menghasilkan foto yang terhindar dari blur akibat getaran tangan, gunakanlah kecepatan shutter yang berkebalikan dengan posisi panjang fokal yang digunakan. Jadi misal kita memakai lensa dengan fokal 300mm, maka dibutuhkan nilai kecepatan shutter sekurangnya 1/300 detik untuk hasil yang aman dari blur. Dengan kata lain, bila memakai kecepatan shutter yang lebih rendah dari 1/300 detik maka hasil foto beresiko blur. Bandingkan bila memakai lensa wide dengan fokal misalnya 30mm. Sesuai pedoman di atas, maka diperlukan kecepatan shutter 1/30 detik supaya hasil foto tidak blur. Kesimpulannya, semakin panjang fokal lensa maka potensi blur akibat getaran tangan semakin besar. Bagaimana membuktikan kalau fitur stabilizer ini benar-benar bekerja sesuai teorinya?Prinsipnya, dengan memakai fitur stabilizer, kita bisa memotret dengan kecepatan shutter yang lebih rendah bisa dibanding dengan memakai kamera tanpa fitur stabilizer. Jadi untuk membuktikan kinerja fitur ini cukup mudah, yaitu dengan mencoba memotret dengan kecepatan rendah. Produsen biasanya mengklaim kalau fitur stabilizer buatannya mampu bekerja antara 2 sampai 4 stop lebih rendah. Contoh kasus, misalnya bila tanpa stabilizer kita hanya bisa memotret dengan kecepatan terendah 1/100 detik bila lebih rendah dari itu hasilnya akan goyang, lalu saat memakai stabilizer kita bisa memakai kecepatan hingga 1/20 detik, maka artinya efektivitas fitur stabilizer tersebut sekitar 2 stop lebih stabilizer pun bisa dimanfaatkan untuk menstabilkan getaran tangan saat merekam video. Meski tidak berlaku untuk semua kamera digital, tapi umumnya fitur stabilizer bisa berfungsi baik saat memotret maupun merekam video. Tanpa fitur stabilizer, getaran tangan bisa terlihat saat video yang direkam itu diputar ulang. Getaran akan tampak lebih parah saat fokal lensa yang digunakan cukup memaksimalkan fitur stabilizerFitur stabilizer ini bertujuan membantu meredam getaran tangan, adapun hasilnya sangat bervariasi tergantung akan banyak faktor. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat hasil yang maksimal dari fitur stabilizer ini Kebanyakan orang merasa dengan telah memiliki kamera berfitur stabilizer, dia bisa memotret dengan kondisi tangan yang bergerak-gerak. Padahal sebelum memotret pastikan posisi tubuh dan tangan sudah diam dan stabil. Ini akan mempermudah fungsi stabilizer dalam bekerja. Fitur stabilizer mulai bekerja saat tombol rana ditekan setengah, dan untuk mencapai kinerja terbaik fitur ini perlu sedikit waktu. Untuk itu jangan langsung menekan tombol rana terlalu cepat karena ada kemungkinan foto diambil saat fitur ini belum mencapai hasil terbaiknya. Saat memotret tanpa tripod, hindari memakai kecepatan shutter yang terlalu rendah. Semakin rendah kecepatan shutter maka kerja stabilizer akan semakin berat. Pada kecepatan sangat rendah fitur stabilizer sudah tidak ada gunanya, itulah mengapa dibutuhkan tripod. Karena adakalanya meski sudah memakai stabilizer hasilnya masih juga blur, ada baiknya memakai fasilitas multi shot. Misalnya ambil tiga atau empat secara sekaligus, lalu pilih foto yang terbaik. Dengan demikian peluang medapat foto yang tajam semakin besar.
Lensabergantung pada zonula di belakang iris yang menghubungkannya dengan corpus ciliare. Seiring dengan pertambahan usia, lensa menjadi bertamah besar dan kurang elastik (Eva dan Witcher, 2017). Di bagian perifer kapsul lensa ada ligamentum suspensorium (zonula Zinnii) yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan
Image Stabilization IS atau disebut juga “stabilizer” istilah yang akan saya gunakan dalam artikel ini adalah fitur yang berfungi mengatasi masalah blur yang tak diinginkan, akibat getaran / gerakan tak disengaja dari kamera ketika Anda memotret menggunakan tangan Anda. Sedangkan getaran atau gerakan yang tak disengaja itu dikenal dengan istilah “kamera shake“.Salah satu jenis stabilizer umum yang bisa Anda lihat terletak pada lensa DSLR. Jika lensa Anda memiliki stabilizer IS, VR, VC, atau OS Anda akan melihat tombol switch “on/off” untuk mengaktifkan stabilizer seperti gambar di atas. Untuk beberapa lensa, fitur ini terdiri dari beberapa tombol untuk pengaturan lanjutan atau bahkan bekerja secara otomatis dalam lensa. Umumnya stabilizer bekerja dengan cara mengkompensasi gerakan angular yang terjadi pada sumbu proyeksi gambar, agar kembali sejajar ke sumbu yang lurus sampai ke sensor gambar. Tetapi ada juga stabilizer elektronik yang mekanisme kerjanya dapat mengkompensasi stabilization IS tidak hanya digunakan pada tubuh lensa saja lens-based, tetapi juga ditanamkan pada bodi kamera body-based yaitu pada sensor gambar. Kedua jenis stabilizer tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Saat ini stabilizer digunakan pada kamera fotografi, video, teleskop astronomi, dan juga smartphone kelas atas. Untuk kamera kebutuhan umum fotografi seperti DSLR, Mirrorless dan Prosumer, masalah kamera goyang kamera shake rentan terjadi pada penggunaan shutter speed yang lambat. Artinya, “semakin lambat shutter speed yang Anda gunakan, semakin berpotensi terjadinya kamera shake, oleh sebab itu IS ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut. Paham? Bukan hanya pada kecepatan shutter, lensa dengan focal length yang panjang tele juga rentan terhadap masalah kamera goyang. Pada kamera khusus video, kamera goyang menyebabkan terlihatnya delay dari frame ke frame dalam rekaman video. Contoh hasil gambar menggunakan stabilizer kiri dan non-stabilizer kanan Kegunaan Image Stabilization IS Dalam Fotografi Dalam fotografi, lensa maupun kamera yang memiliki stabilizer atau IS ini, akan memungkinkan fotografer untuk menggunakan shutter speed “- 3-4 stop” lebih lambat dari kecepatan ideal agar kamera tidak goyang. Tetapi ada laporan uji coba yang bahkan bisa menggunakan shutter speed lebih lambat dari itu dengan bantuan stabilizer. Mungkin tidak diketahui oleh banyak orang, bahwa sebenarnya ada rumus sederhana untuk menentukan nilai shutter speed ideal pada lensa “TANPA STABILIZER / NON-IS”, untuk menghindari masalah kamera goyang, dan ini mengacu pada focal length yang digunakan pada kamera format 35mm SLR atau full-frame. Rumus focal length = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan focal 125mm pada kamera full-frame, maka nilai shutter speed yang ideal untuk menghindari kamera goyang adalah 1/125s. Paham? Rumus ini dikenal sebagai “1/mm rule“. Tapi jika nilai yang digunakan di bawah 1/125s, akan berpotensi terjadinya getaran atau guncangan kamera yang bisa mempengaruhi ketajaman gambar akibat blurring. Itu jika perangkat Anda tidak memiliki stabilizer. Tapi jika lensa atau kamera Anda memiliki stabilizer IS, keuntungannya Anda bisa menggunakan kecepatan 1/15s atau 1/8s untuk menghasilkan kualitas ketajaman yang setara dengan kecepatan 1/125s pada perangkat tanpa stabilizer. Dari mana angka-angka itu diperoleh? Itulah hasil dari penurunan - 3-4 stop shutter speed. Hitungan “stop” untuk shutter speed cukup rumit, saya akan jelaskan secara sederhana, rumusnya seperti ini Rumus - 3 stop 125mm 2 = 62,5. Kemudian 62,5 2 = 31,25. Kemudian 31,25 2 = 15,625dibulatkan jadi 15 Rumus - 4 stop 15,625 2 = 7,8125 dibulatkan jadi 8 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh 1/15s dan 1/8s. Yang jelas ini sangat berguna, karena pencahayaan yang dihasilkan oleh 1/15s lebih banyak daripada 1/125s. Untuk memahami hubungan pencahayaan dengan shutter speed silahkan baca pembahasannya Tapi sekali lagi ingat, rumus dan contoh tersebut mengacu pada kamera format 35mm seperti full-frame. Jika DSLR Anda menggunakan sensor lebih kecil dari 35mm seperti APS-C, APS-H, dll, maka untuk mengetahui nilai shutter speed ideal mengacu pada kesetaraan equivalent focal length pada kamera 35mm. Caranya dengan menghitung crop-factor DSLR Anda. Rumus focal length x crop factor = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan lensa tanpa stabilizer dengan focal length 50mm pada DSLR format APS-C misalnya Canon 600D. Sementara Canon 600D diketahui memiliki crop-factor “ maka nilai shutter speed idealnya dihitung 50mm x = 80mm yaitu kecepatan 1/80s. Itu perhitungan untuk lensa tanpa stabilizer, jika menggunakan stabilizer silahkan hitung lagi menggunakan rumus - 3-4 stop di atas. Bisa dipahami? Untuk mengetahui lebih dalam tentang crop-factor silahkan baca pembahasannya di sini. Perlu juga diingat bahwa image stabilization IS ini tidak bisa mengatasi blur akibat gerakan subjek atau goncangan kamera yang ekstrim. Jadi bedakan antara getaran kamera dengan gerakan subjek yang Anda foto. Stabilizer atau IS hanya dirancang untuk mampu mengurangi mereduksi blur dari getaran normal, bukan goncangan yang berlebihan. Namun pengembangan IS sudah bisa mendeteksi gerakan panning yang disengaja atau lebih agresif. Jika lensa atau kamera yang Anda gunakan tidak memilki stabilizer, maka solusinya dengan menggunakan tripod. Pertanyaannya, apakah Anda akan terus-terusan membawa tripod saat memotret? Tidak kan? Makanya fungsi IS ini dibutuhkan dan jangan heran jika lensa dengan stabilizer lebih mahal daripada lensa non-stabilizer. Untuk keperluan astrophotography, seperti memotret Bima Sakti Milky Way, Aurora, Bulan, Bintang, dll, dibutuhkan stabilizer khusus untuk menangani pergerakan benda-benda langit saat kamera diset “long exposure” baca di sini apa itu long exposure. Stabilizer lensa tidak berlaku lagi di sini, karena kamera akan menggunakan tripod, sehingga yang dibutuhkan adalah stabilizer khusus yang ditanam dalam bodi kamera body-based. Contohnya DSLR Pentax K-5dan Pentax K-r dapat menggunakan kemampuan “sensor-shift” untuk mengurangi bintang berjalan saat long exposure “jika” dilengkapi dengan aksesori O-GPS1 GPS untuk data posisi. Akibatnya, stabilisasi mengkompensasi gerakan bumi, bukan lagi kamera. Nama-Nama Stabilizer Yang Digunakan Produsen Lensa Setiap produsen kamera, lensa, smartphone menggunakan nama yang berbeda untuk stabilizer miliknya. Misalnya Canon menggunakan nama familiar “Image Stabilizer IS” dan Nikon menamakan “Vibration Reduction VR”. Meski namanya berbeda, tapi tujuannya sama yaitu untuk mengatasi kamera goyang. Berikut nama-nama stabilizer dari produsen yang populer saat ini Image Stabilizer IS – Canon Vibration Reduction VR – Nikon AntiShake AS – Konica Minolta In Body Image Stabilisation IBIS – Olympus Optical SteadyShot OSS – Sony Cyber-shot dan Alpha E-mount MegaOIS, PowerOIS – Panasonic dan Leica SteadyShot SS, Super SteadyShot SSS, SteadyShot INSIDE SSI – Sony Optical Stabilization OS – Sigma Vibration Compensation VC – Tamron Shake Reduction SR – Pentax PureView phone optical stabilised sensor – Nokia UltraPixel – HTC Bagi pemula yang membaca artikel ini mungkin akan sedikit bingung. Pahami saja dulu garis besarnya yaitu fungsi stabilizer. Untuk pembahasan soal nilai shutter speed ideal dengan sejumlah rumus-rumus di atas, Anda perlu memahami apa itu shutter speed, perhitungan stop, equivalent focal length, dan crop-factor. Sekarang Anda sudah tahu bahwa materi fotografi level atas itu rumit. Ini hanya sedikit contoh dari sekian banyaknya materi fotografi yang kadang-kadang bikin puyeng kepala. Dan kemungkinan saya akan membahas lebih lanjut tentang stabilizer ini pada artikel yang berbeda. Baik, semoga bermanfaat!!
Selainhasil fotonya yang bagus, kamu juga bisa mengambil dan membuat konten video yang ciamik dengan xiaomi Mi 10T Pro. Mau di dalam dan luar ruangan, video bisa menghasilkan eksposur, keseimbangan, dan stabilitas yang efektif. Berkat dukungan fitur Optical Image Stabilizer, video yang kamu dapatkan akan terlihat halus dan stabil.
Apa itu kamera Sensor Stabilizer? Sensor stabilizer adalah sebuah fitur teknologi baru yang dimunculkan pada kamera canggih saat ini. Selain pada kamera, sensor stabilizer sudah pula dipakai di fitur kamera pada smartphone. Saat ini kita bahas teknologi pada kamera saja. Sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa teknologi stabilzer pada istilah kamera berfunsi sebagai pereduksi goncangan atau mengurangi gerakan yang tidak diinginkan yang berakibat goyangnya gambar yang dihasilkan dan gamabar menjadi tidak tajam. Dahulu, teknologi stabilizer biasanya terdapat pada lensa-lensa kamera. Baik brand-brand besar seperti pada lensa Canon dan Nikon, maupun pemain ke tiga 3rd party seperti Sigma, Tamron atau Tokina. Tentu saja dengan simbol atau istilang singkatan yang berbeda beda. Misal IS Image Stabization pada lensa Canon. VR Vibration Reduction pada lensa Nikon. Atau VC Vibration Compenzatin pada lensa Tamron. Dan biasanya untuk lensa berteknologi stabilizer ini memiliki harga jauh lebih tinggi dibanding dengan tanpa lensa stabilizer. Seiring berkembangnya teknologi, stabilizer akhirnya masuk ke sistem sensor kamera. Sensor ini terdapat di dalam body kamera. Kamera pertama yang mengenalkan fitur stabilizer ini ada di brand Olympus OM D EM10 pertama dengan 3axis image stabilization sensor yaw/pitch/roll yang diriis pada Maret 2014. Selanjutnya dengan 5axis pada OM D EM5 dan Olympus OMD E-M10 Mark II yaw/pitch/roll/vtm/htm. Image stablizer kamera seberat 390 gram ini yang terdapat pada body kamera Olympus OMD E-M10 Mark II bekerja dengan cara menggerakan image sensor sesuai arah gerakan pada sumbu x dan y, gerakan pitch seperti gerakan mengangguk, yaw seperti gerakan menggeleng, rolling seperti gerakan lensa memutar, vtm vertical translational motion atau gerakan ke atas ke bawah dan htm horizontal translational motion atau gerakan ke kanan ke kiri horizontal. Teknologi 5axis sensor stabilizer ini memungkinkan fotographer ataupun videographer untuk tidak memakai tripod atau stabilizer agar menghasilkan gambar yang tidak goyang atau kurang focus. Beberapa kamera dengan 5axis sensor stabilizer Sony A7s II, Sony A6500, Olympus OM D EM5, OM D EM10 MK II, Canon EOS M5, Panasonic Gx85 2axis. Kalian bisa lihat cara kerja teknologi 5axis sensor stabilizer lebih lengkap di link berikut Referensi Sumber gambar
Adabeberapa jenis stabilizer mulai dari steering damper sampai jenis pemberat yang terletak di kedua ujung setang. Stabilizer biasanya dipakai oleh motor sport atau di arena balap untuk menyerap getaran. Tapi kini tak jarang juga motor-motor harian yang tidak dilengkapi stabilizer bawaan pabrik memakainya dengan berbagai tujuan. Pemasangan
Jakarta - Seberapa penting built-in stabilization di dalam kamera? Misalnya mendingan Sony A6400 atau Sony A6600? Fuji X-T3 atau Fuji X-T4? Fandy ErlanggaJawabanMenurut saya built-in stabilization di body bagus untuk dimiliki terutama kalau lensa-lensa yang dipasangkan tidak memiliki stabilizer, atau nantinya berminat memasang lensa jadul manual dengan adaptor. Setiap lensa yang dipasangkan mendapatkan keuntungan dari fitur tersebut, selain itu kalau sering merekam video secara handheld tanpa tripod juga mudah. Tapi perlu dipertimbangkan juga bahwa fitur stabilizer di body atau di lensa tidak akan menolong saat kita ingin memotret dengan teknik long exposure seperti pada foto landscape untuk membuat air menjadi mulus, atau di tempat gelap dengan shutter yang relatif lambat. Biasanya built-in stabilization di body hanya membantu beberapa stop itu bagi yang memang memotret dengan tripod seperti memotret pemandangan, produk, atau motret dengan cahaya tambahan seperti flash di studio, stabilizer di body atau di lensa tidak ada kepantasan harga, Sony A6600 dan Fuji X-T4 harganya memang jauh lebih tinggi dibanding A6400 dan X-T3 padahal kualitas gambarnya dan fitur-fitur lainnya mirip, jadi memang perlu mencermati dulu apakah stabilizer di body penting atau tidak untuk kebutuhan/kebiasaan motret masing-masing. Simak Video "Gelombang Salju hingga Panas Ekstrem Melanda Amerika Latin" [GambasVideo 20detik] jsn/fay
3Wrx. 45 311 43 270 403 310 2 415 373
stabilizer biasanya terletak pada lensa yang ada